Tips Maintenance Alat Laboratorium agar Tetap Presisi dan Awet

Di dunia laboratorium, alat bukan sekadar benda mati. Mereka adalah “partner kerja” yang sangat menentukan hasil eksperimen atau analisis.
Sedikit saja kesalahan kalibrasi atau kerusakan bisa bikin data ngaco, waktu terbuang, bahkan menyebabkan risiko keselamatan.
Sayangnya, banyak pengguna lab, baik di sekolah, kampus, maupun industri—yang masih abai soal perawatan alat.
Di artikel ini kita bakal bahas tuntas gimana cara merawat alat laboratorium agar tetap presisi, awet, dan siap digunakan kapan pun. Yuk, mulai!
1. Kenali Karakteristik dan Kebutuhan Tiap Alat
Sama kayak manusia, setiap alat lab punya karakteristik unik yang butuh perlakuan berbeda. Ada yang sensitif terhadap suhu, ada yang nggak boleh terkena bahan kimia tertentu, dan ada yang harus disimpan dalam kondisi steril.
Contohnya:
- Mikropipet harus disimpan dalam posisi tegak agar piston tidak cepat aus.
- Mikroskop harus dijauhkan dari cahaya langsung agar lensa tidak rusak.
- Alat berbahan kaca seperti tabung reaksi dan buret harus dicuci dengan teknik khusus agar tidak muncul kerak.
Dengan memahami karakter tiap alat, kamu bisa menghindari kesalahan kecil yang bikin alat cepat rusak—sekaligus menghemat anggaran lab!
2. Bersihkan Alat Secara Rutin (Dan dengan Cara yang Benar)

Membersihkan alat bukan sekadar “kelihatan bersih”, tapi soal menghilangkan kontaminan, residu bahan kimia, atau mikroorganisme yang bisa mengganggu hasil analisis. Dan ya, cara bersih-bersih ini nggak bisa sembarangan.
Tips membersihkan alat:
- Gunakan air suling atau deionisasi untuk alat analitik, jangan air kran.
- Untuk alat logam, hindari cairan pembersih yang bersifat korosif.
- Alat gelas harus dikeringkan dengan udara terbuka, bukan dilap sembarangan.
Pembersihan yang benar menjaga integritas alat dan mencegah terjadinya kontaminasi silang antar eksperimen.
3. Lakukan Kalibrasi dan Validasi Secara Berkala
Presisi alat lab nggak bisa kamu anggap “langsung pas” terus-menerus. Alat seperti timbangan digital, pH meter, mikropipet, atau spektrofotometer harus dikalibrasi secara rutin agar akurasinya tetap terjaga.
Kalibrasi = Menyesuaikan kembali alat dengan standar yang diakui.
Validasi = Memastikan alat memberikan hasil yang benar dan bisa diandalkan dalam kondisi aktual.
Contoh jadwal kalibrasi:
- Mikropipet: 3–6 bulan sekali
- Timbangan: 1 bulan sekali (tergantung pemakaian)
- Spektrofotometer: sesuai rekomendasi pabrik
Kalibrasi bukan cuma syarat akreditasi, tapi juga kunci agar hasil analisis kamu bisa dipercaya (dan nggak diulang-ulang karena error).
4. Hindari Overload dan Penggunaan Tidak Sesuai Kapasitas
Kadang saking buru-burunya, kita pakai alat lab semaunya. Padahal, setiap alat punya kapasitas maksimal. Misalnya:
- Timbangan digital maksimal 200g, tapi dipaksa nimbang 500g. Hasilnya? Sensor bisa rusak.
- Mikropipet 100–1000 µL dipakai untuk mengisap 20 µL—ini bisa bikin akurasi kacau.
Prinsipnya: Jangan paksa alat melakukan yang di luar kemampuannya.
Dengan penggunaan sesuai kapasitas, kamu memperpanjang umur alat dan menjaga performa optimal.
5. Simpan Alat di Tempat yang Sesuai
Setelah dipakai, banyak alat dibiarkan sembarangan di atas meja, dekat wastafel, atau bahkan di lemari yang nggak sesuai. Ini bisa jadi bumerang.
Tips penyimpanan:
- Simpan mikroskop dalam dry box agar tidak jamuran.
- Alat gelas diletakkan dalam rak khusus, jangan ditumpuk.
- Alat elektronik simpan di tempat kering dan tidak lembap.
Penyimpanan yang baik melindungi alat dari kerusakan lingkungan seperti karat, jamur, atau benturan.
6. Dokumentasikan Riwayat Pemakaian dan Servis
Pernah bingung kapan terakhir mikropipet kamu dikalibrasi? Atau siapa yang terakhir pakai alat yang sekarang rusak? Itulah gunanya dokumentasi.
Gunakan log book atau sistem digital untuk:
- Mencatat siapa yang memakai alat
- Jadwal pembersihan atau kalibrasi
- Keluhan atau error yang terjadi
Dokumentasi bikin kamu lebih mudah tracking masalah, memudahkan perbaikan, dan menjaga alat tetap dalam kondisi prima.
7. Libatkan Pengguna Lab dalam Perawatan Rutin
Maintenance alat bukan cuma tanggung jawab teknisi atau laboran. Semua pengguna lab, dari mahasiswa sampai dosen, harus punya rasa tanggung jawab.
Langkah yang bisa dilakukan:
- Edukasi pengguna baru soal cara penggunaan & pembersihan alat
- Pasang instruksi singkat di dekat alat
- Buat jadwal rotasi untuk bersih-bersih alat
Saat semua terlibat, risiko alat rusak karena kelalaian jadi jauh lebih kecil.
8. Jadwalkan Servis Profesional Secara Rutin
Beberapa alat lab (terutama yang canggih) butuh penanganan teknisi ahli. Jangan nunggu rusak dulu baru diservis.
Contoh alat yang butuh servis profesional:
- Spektrofotometer
- Autoklaf
- PCR machine
- Fume hood
Buat kontrak dengan vendor atau teknisi terpercaya agar servis bisa terjadwal dengan baik.
Servis berkala mencegah kerusakan besar dan menjaga efisiensi alat secara jangka panjang.
9. Gunakan Spare Part Asli dan Sesuai Spesifikasi
Kalau ada bagian alat yang rusak, pastikan penggantiannya pakai spare part yang asli dan direkomendasikan oleh produsen. Jangan tergoda harga murah dari toko online tanpa jaminan.
Risiko pakai spare part palsu:
- Alat makin rusak
- Hasil pengukuran error
- Garansi hangus
Menggunakan spare part asli berarti kamu menjaga alat agar tetap berfungsi maksimal dan aman digunakan.
10. Evaluasi dan Audit Alat Secara Berkala
Terakhir, penting banget buat melakukan audit rutin terhadap semua alat laboratorium. Tujuannya?
- Mengetahui kondisi terkini alat
- Menyusun prioritas perawatan atau penggantian
- Mendeteksi dini masalah teknis
Audit bisa dilakukan setahun sekali atau tiap semester, tergantung frekuensi pemakaian alat.
Audit menyeluruh bikin kamu lebih siap dalam perencanaan anggaran lab, dan menghindari pengeluaran mendadak karena alat rusak total.
Penutup
Merawat alat laboratorium itu bukan sekadar rutinitas membosankan—tapi bagian penting dari menjaga integritas ilmiah, keselamatan, dan efisiensi kerja. Semakin terawat alat kamu, semakin kecil kemungkinan error, dan semakin hemat waktu serta biaya yang dikeluarkan.
Ingat: presisi dan umur panjang alat lab kamu bukan datang dari harga mahalnya, tapi dari seberapa serius kamu merawatnya.
Yuk, mulai lebih peduli sama alat-alat lab kita. Mereka juga butuh cinta dan perhatian, lho! 😉





