...

Selamat Datang di Lichem Academy

Pernah nggak kamu merasa bingung saat pertama kali masuk laboratorium?

Banyak sekali alat lab yang terlihat mirip, tapi sebenarnya punya fungsi berbeda dan cara penggunaannya harus tepat agar eksperimen berhasil.

Tantangan ini sering dialami oleh pelajar dan mahasiswa baru yang baru belajar cara menggunakan alat lab dengan benar. Memahami berbagai alat laboratorium bukan sekadar hafalan nama, tapi kemampuan penting yang akan mendukung keberhasilan praktikum dan risetmu.

Di artikel ini, kita akan membahas 10 alat lab yang wajib kamu kenali beserta tips praktis cara menggunakan alat lab tersebut, supaya kamu bisa lebih percaya diri dan siap menghadapi aktivitas di laboratorium. Yuk, simak agar pengalaman praktikummu makin lancar dan menyenangkan!

1. Mikroskop – Mata Ilmuwan yang Memperbesar Dunia Mikro

Mikroskop adalah alat penting yang bikin kamu bisa melihat apa yang nggak bisa dilihat mata telanjang, seperti sel, bakteri, atau struktur jaringan.
Jenis mikroskop yang paling umum dipakai di laboratorium pendidikan adalah mikroskop cahaya (light microscope) dan mikroskop stereo untuk objek yang lebih besar.

Cara Menggunakan Mikroskop:

  • Nyalakan lampu dan atur cermin atau pencahayaan.

  • Mulai dari perbesaran terendah, lalu sesuaikan fokus dengan tombol kasar dan halus.

  • Bersihkan lensa dengan tisu khusus, bukan tisu biasa!

Tips Penting:

  • Jangan menekan lensa ke kaca objek.

  • Hindari menyentuh lensa dengan jari.

  • Simpan di tempat kering, dan tutup pakai plastik atau penutup debu.

Dipakai di: Biologi, Kedokteran, Farmasi, hingga Teknik Material.

2. Tabung Reaksi – Si Tabung Multifungsi yang Tak Pernah Lepas dari Praktikum

Si kecil ini sering banget kamu lihat di film atau praktikum. Tabung reaksi biasanya terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas, dan digunakan untuk mencampur, memanaskan, atau mengamati reaksi kimia.

Cara Pakai Tabung Reaksi:

  • Pegang dengan penjepit tabung, jangan langsung dengan tangan.

  • Panaskan secara merata (gerakkan sedikit), dan jangan arahkan ke wajah atau temanmu.

  • Setelah dipakai, bilas air langsung sebelum sisa reaksi mengering.

Tips Aman: Selalu perhatikan reaksi dalam tabung—ada yang bisa menyembur kalau dipanaskan terlalu cepat.

Dipakai di: Kimia, Biologi, Farmasi.

3. Pipet Tetes & Pipet Volume – Mengukur Cairan dengan Presisi

Dua pipet, dua fungsi berbeda.

Pipet tetes: buat menambahkan cairan dalam jumlah kecil dan tidak terlalu presisi.

Pipet volume (atau pipet ukur): buat mengambil cairan dengan volume tertentu secara akurat.

Cara Penggunaan:

  • Gunakan pipet bulb (penghisap) untuk pipet volume.

  • Hindari meniup pipet dengan mulut! Gunakan alat bantu.

  • Jangan mencelupkan terlalu dalam ke larutan.

Kesalahan umum: Salah baca skala, atau pipet bocor karena sambungan tidak rapat.

Dipakai di: Kimia, Bioteknologi, Mikrobiologi.

4. Buret – Alat Ukur Volumetrik dengan Akurasi Tinggi

Kalau kamu belajar titrasi, buret jadi teman setia. Alat ini berguna buat mengukur volume cairan secara akurat saat proses titrasi—misalnya menentukan kadar asam atau basa.

Cara Menggunakan Buret:

  • Pastikan tidak ada gelembung di ujung bawah sebelum mulai.

  • Isi cairan di atas titik nol.

  • Buka keran perlahan saat titrasi, sambil catat volume yang keluar.

Tips: Selalu baca skala dari bawah meniskus (cek dari garis mata lurus ya).

Dipakai di: Kimia Analitik, Farmasi, Teknik Kimia.

5. Gelas Kimia (Beaker) – Wadah Serbaguna di Laboratorium

Gelas kimia adalah wadah terbuka yang bisa dipakai untuk mencampur, memanaskan, atau menampung larutan. Ada yang kecil 50 ml, ada yang jumbo sampai 1 liter.

Penggunaan dan Perawatan:

  • Jangan panaskan langsung dengan api. Gunakan hot plate atau wire gauze.

  • Hindari menuang sampai penuh — sisakan ruang agar tidak tumpah.

Kapan pakai beaker, kapan tabung reaksi?

Pakai beaker untuk volume lebih besar dan manipulasi bahan lebih banyak.

Dipakai di: Semua jurusan IPA.

6. Corong (Funnel) – Membantu Pindahkan Cairan Tanpa Tumpah

Corong membantu kamu menuang cairan ke dalam wadah kecil tanpa tumpah. Ada corong biasa dan corong pisah (digunakan untuk memisahkan dua cairan tidak larut).

Cara Penggunaan:

  • Gunakan kertas saring bila untuk filtrasi.

  • Pastikan corong kering kalau digunakan untuk zat larut air.

  • Gunakan dudukan corong agar stabil.

Dipakai di: Kimia, Biologi, Teknik Lingkungan.

7. Alat Pengaduk Magnetik – Revolusi Cara Mengaduk Cairan di Lab

Daripada aduk manual, pakai alat ini yang menggunakan magnet stir bar dan motor pemutar di bawah. Tinggal putar tombol, dan larutan otomatis teraduk merata.

Cara Menggunakan:

  • Masukkan stir bar ke dalam larutan.

  • Letakkan di atas stirrer, nyalakan, atur kecepatan.

  • Jangan terlalu cepat, bisa menimbulkan pusaran tidak stabil.

Keunggulan: Lebih stabil dan konsisten dibanding adukan manual.

Dipakai di: Kimia Organik, Bioteknologi, Laboratorium Riset.

8. Hot Plate – Pengganti Api untuk Pemanasan yang Lebih Aman

Hot plate adalah pemanas elektrik yang lebih aman dari api langsung. Cocok untuk pemanasan bertahap dan terkendali.

Penggunaan dan Tips:

  • Gunakan dengan beaker tahan panas.

  • Atur suhu secara bertahap, jangan langsung tinggi.

  • Jangan tinggalkan saat alat menyala.

Hot plate vs water bath?

Water bath digunakan saat butuh suhu lebih stabil dan merata, seperti inkubasi.

Dipakai di: Farmasi, Biologi Molekuler, Teknik Pangan.

9. Spektrofotometer – Alat Canggih untuk Mengukur Absorbansi

Spektrofotometer mengukur berapa banyak cahaya yang diserap oleh suatu larutan. Alat ini penting banget buat analisis konsentrasi zat.

Cara Pakai:

  • Kalibrasi dengan blanko terlebih dahulu.

  • Masukkan kuvet berisi sampel, arahkan sesuai petunjuk.

  • Baca hasil absorbansi di layar digital.

Contoh Aplikasi: Menentukan kadar protein, enzim, atau logam berat.

Dipakai di: Biokimia, Mikrobiologi, Kimia Anorganik.

10. Timbangan Analitik – Presisi yang Dibutuhkan dalam Laboratorium

Kalau soal menimbang, timbangan analitik juaranya. Bisa mengukur sampai 0,0001 gram. Tapi… sensitif banget!

Cara Penggunaan:

  • Jangan pakai tangan langsung. Gunakan spatula dan wadah timbang.

  • Tutup ruang timbang saat menimbang agar tidak terganggu angin.

  • Kalibrasi sebelum digunakan.

Tips: Jangan menimbang bahan panas, karena bisa memengaruhi hasil.

Dipakai di: Semua eksperimen kimia & farmasi.

Penutup

Itulah 10 alat lab yang wajib kamu kenali dan cara menggunakannya.

Semua alat ini punya peran penting untuk membuat praktikummu berjalan lancar, efisien, dan tentu saja… aman!

Jangan tunggu harus pegang baru belajar. Mulai pahami dari sekarang, biar kamu nggak kagok pas praktik langsung.

Karena di dunia sains, kamu bukan cuma belajar teori, tapi juga harus bisa “main alat”!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.